Keistimewaan BISMILLAH yang kadang terlupakan


بسم الله الرحمن الرحيم



Kalimat sederhana dan paling populer adalah kalimat basmalah atau bismillah. Meski demikian ia kalimat 
paling keramat dan paling agung. Bagaimana tidak, kalimat yang lafadl lengkapnya “باسم الله الرحمن الرحيم” 
(bismillahirrahmanirrahiim) diulang sebanyak 114 kali di dalam Al-Quran di setiap awal surat Al-Quran 
(kecuali di awal surat At-Taubah).

Namun sayangnya, kebanyakan kita lebih sering menganggapnya enteng, ringan dan sederhana saja. 
Bahkan seringan aktivitas kita terlewat tanpa mengawalinya dengan basmalah. Makan, minum, keluar 
rumah, dan memulai pekerjaan-pekerjaan lain tanpa basmalah. Jika diucapkannya pun seakan menjadi 
rutinitas tanpa pemaknaan mendalam akan maknanya.


Dalam bahasa Arab kata basmalah disebut redaksi naht yakni istilah yang diambil dari rangkaian dua kata 
atau lebih yang menjadi satu yakni bi-ismu-Allah agar lebih mudah diucapkan. Seperti kata orang 
Hadlramaut disingkat menjadi Hadlramy.

Bukan Sekadar Nama

Lafadl basmalah dengan arti lengkap “Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang” 
kadang juga ada yang berseloroh; “apalah arti sebuah nama.” Padahal nama adalah tanda, simbol, 
identitas, bahkan tak sering terkandung visi dan misi. Nama yang disandang manusia juga sering 
bermakna doa. Dengan nama itu sesuatu bisa dikenal dan dibedakan. Sebagian orang membanggakan 
namanya. Karena itu, hal pertama yang diajarkan oleh Allah kepada Adam. Karenanya, kata ism dalam 
bahasa Arab berasal dari dua kata bermakna tanda dan tanpak di atas (tinggi).

Nama yang disebut pun bukan nama sembarangan. Ia adalah nama “Allah”; nama dzat Tuhan yang 
Agung Pencipta alam raya ini dengan sifat Ar-Rahman dan Ar-Rahim: nama Allah yang diambil dari kata 
“rahmat” yang menunjukkan melimpahnya rahmat dan kasih sayang Allah kepada hamba-Nya di dunia 
dan akhirat.

Imam Ar-Razi berkata, “Mengetahui nama harus didahului dengan mengetahui pemilik nama. Kata bi 
(dengan) memiliki makna “terkait langsung dengan perbuatan seseorang”. Maksudnya ketika seseorang 
baca basmalah maka dia mengucapkan; dengan nama Allah aku memulai mengerjakan ketaatan. 
Jika taawudl adalah menafikan segala keyakinan dan amal yang tidak benar, maka bismillah menetapkan 
keyakinan dan amaliyah yang layak. Ini akan jelas bila merenungi dan memahami semua keyakinan yang 
benar dan amal shalih.”

Makna Mengawali Segala Aktivitas dengan Basmalah

Membaca basmalah di awal segala pekerjaan dan aktivitas adalah wajib. Setiap mengawali membaca 
surat Al-Quran, kecuali surat At-Taubah, makan minmum, berpakaian, masuk keluar masjid, berkendara 
dan setiap aktivitas. Terutama lagi ketika hendak menyembelih hewan kurban atau sembelihan lainnya 
yang menjadi syarat halalnya daging sembelihan tersebut.

Meskipun hadits ‘Kullu amrin dzii baalin laa yubda’u fiihi bibismillaahi fahuwa abtar.’ “Setiap perbuatan 
penting yang tidak diawali dengan basmalah maka ia
terputus” dilemahkan oleh para ulama.” (Hadits ini dikeluarkan oleh Al Khathib dalam Al Jami’ (2/69,70) 
namun sebagian ulama meng-hasan-kannya.

Hadits lain tentang mengawali makanan, menyembelih, keluar rumah adalah hadits-hadits shahih.

Lantas apa sesungguhnya makna mengucapkan basmalah dalam setiap aktivitas? Huruf ba’ dalam kata 
bismillah memiliki dua makna; lil mushohabah (penyertaan) dan lil isti’anah (meminta tolong). Syekh 
Utsaimin menambahkan, ada makna tawassul dan juga memohon keberkahan.

Selain itu, jika seseorang mengatakan “atas nama rakyat, saya ….” maknanya bisa bermakna otoritas 
dan kekuatan atau mewakili.

Berdasarkan hal di atas, para ulama meringkas basmalah memiliki makna-makna sebagai berikut:

1. Bismillah adalah deklarasi tawakal seorang mukmin kepada Allah.

Dengan bismilllah, seseorang harus mengembalikan tauhidnya dengan bertawakal penuh kepada Allah 
dalam segala masalah. Karena itu Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Jika seseorang keluar rumah 
dan membaca “bismillahi tawakkaltu alallahi laa haula wala quwwata illa billah” maka dikatakan 
kepadanya, “Cukuplah (bagimu Allah), engkau mendapat petunjuk, engkau terjaga dan tercukupi.” 
(HR. Nasai dan Baihaqi)

2. Bismillah adalah deklarasi keimanannya bahwa kehendak Allah di atas segalanya.

Ia harus menghadirkan keyakinan penuhnya bahwa manusia hanya berusaha sementara yang 
menentukan segala urusan adalah Allah.

3. Menyertakan dzikrullah Allah dalam setiap aktivitas.

Bismillah adalah dzikir seorang mukmin. Setiap setiap aktivitas tak boleh lepas dari mengingat Allah. 
Dengan demikian, aktivitas itu meski bersifat dunia tetap akan bernilai ibadah.

4. Mengingatkan perjanjian hamba kepada-Nya agar selalu taat.

Saat seseorang mengatasnamakan Allah dalam aktivitasnya, maka ia sadar bahwa dia memiliki janji yang 
pernah diikrarkan untuk selalu taat dan tidak keluar dari tauhid.

5. Merasakan kebersamaan Allah.

Dengan bismillah, seorang mukmin selalu merasa diawasi oleh Allah. Bila dalam rangka kebaikan maka 
Allah akan menolongnya. Jika menyimpang maka Allah akan dihindarkan dari keberkahan.

6. Menyadari alam raya ini satu kesatuan hamba Allah.

7. Menyadari nikmat Allah kepada hambanya dan mengakui rahmat-Nya.

8. Memohon berkah selalu dalam setiap aktivitas.

9. Menyatakan kebutuhan kepada Allah yang Maha Kuasa.

10. Memuji Allah yang Maha Sempurna dengan nama dan sifat-Nya.

11. Merasakan kemahakuasaan Allah.

12. Jika diawali dengan nama Allah mengharuskan diakhiri dengan memuji Allah.

Keajaiban Basmalah

Konon dalam sebuah penelitian, bacaan basmalah bukan hanya berpengaruh kepada manusia saja 
namun juga kepada benda di dekatnya, terutama air. Gelombang suara mempengaruhi susunan air dan 
ia mampu menyimpan informasi dari gelombang suara yang dibacakan. Untuk selanjuta air yang dibacakan 
itu jika diminum akan memberikan efek positif dan mengobati orang yang meminumnya.

Karenanya, seharusnya seseorang yang hendak melakukan aktivitas sejenak memejamkan mata, 
membaca bismillahirrahmanirrahim dan menghadirkan makna-makna-Nya yang agung dalam dirinya. 
Wallahu a’lam bishawab. (Humjar)

Menjaga Nafsu Syahwat


بسم الله الرحمن الرحيم


Assalamu'alaikum...


Jalan keluar paling ampuh untuk menjaga nafsu syahwat adalah dengan menikah. karena dengan menikah dapat menjaga pandangan dan kemaluan. adapun jika belum mampu menikah, maka perbanyak berpuasa. karena dengan berpuasa dapat mencegah nafsu syahwat yang berlebihan. Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- bersabda :
يا معشر الشباب من استطاع منكم الباءة فليتزوج فإنه أغض للبصر وأحصن للفرج ومن لم يستطع فعليه بالصوم فإنه له وجاء

Artinya : "Wahai para pemuda. barang siapa yang bisa jima' maka menikahlah. karena itu lebih menjaga pandangan dan kemaluan. dan barang siapa yang belum bisa, maka berpuasalah. karena dengan itu dapat menahan syahwat." (HR Muslim)

Dalam hadits diatas, Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- mengkhususnya perintah ini kepada pemuda. karena pemuda lebih besar gangguan syahwatnya dibanding orang yang sudah tua.

Bisa jima' dan menanggung hal-hal yang diakibatkannya, seperti memberi nafkah baik berupa makanan atau pakaian. maka Rosulullah -sholallahu 'alaihi wasallam- memerintahkannya untuk segera menikah.

Adapun pemuda yang mampu jima' akan tetapi belum mampu memberi nafkah, maka diperintahkan untuk berpuasa. karena ketika seseorang berpuasa dia berusaha menjaga puasanya dari hal-hal yang dapat membatalkan puasanya. dengan itu, dia akan lebih menjaga syahwatnya.


Wa'alaikumsalam...