Diriwayatkan bahwa suatu saat Hatim Al-Ashamm bermaksud melaksanakan ibadah Haji ke Baitullah. Dia menyediakan terlebih dahulu kebutuhan untuk anak - anaknya. Anak - anaknya menangis dan berkata, "siapa yang akan menanggung makan kami?" Saat itu, Hatim l-Ashamm memepunyai seorang anak gadis yang shalihah. Kepada adik - adiknya, dia berkata, "Ikhlaskanlah kepergian Ayah. Sesungguhnya dia bukan pemberi rezeki!" Maka, Hatim pun berangkat untukmenunaikan ibadah suci itu.
Ketika kebutuhan yang ditinggalkan Hatim untuk anak - anaknya sudah habis, anak - anak Hatim mulai menderita. Hingga larut malam, anak - anak Hatim mulai kelaparan. Mereka tak henti - hentinya mencerca dan menyalahkan kakaknya yang gadis itu. Si gadis itu berdoa, "Ya Allah! Eangkau adalah maha pemberi rezeki. Janganlah Engkau menjadikanku baha cemoohan saudara - saudara ku!"
Pada saat yang sama, seorang gubernur yang sedang mengontrol keadaan rakyatnya melewati sekitar rumah Hatim. Karena kehausan, dia meminta para pengawalnya untuk mencarikan air minum. Lalu, mereka menghampiri rumah yang didalamnya seorang gadis sedang meminta kemurahan rezeki Allah itu. Mereka kemudian meminta kepada peghuni rumah itu untuk memberikan air dingin. Sang gubernur meminumnya dan berkata, "Rumah siapa ini?"
Para pengawal berkata, "Ini rumah Hatim Al-Ashamm." Sang gubernur memasukan seikat emas kedalam kendi bekas air minum itu dan berkata, "Orang yang mecintaiku pasti mengikutiku." Maka, pasukan pengawal sang gubernur, baik yang mencintai maupun yang membenci dia, ikut serta memasukan beberapa keping uang ke dalam kendi. Sembari mengembalikan kendi yang berisi uang kepada keluarga Hatim, sang gubernur beserta rombongan berpamitan.
Anak - anak Hatim pun tidak menangis lagi. Mereka bahagia karena malam itu telah mendapatkanrezeki yang berlimpah. Namun, sang gadis yang sejak tadi berdoa kepada Allah agar mengucurkan rezeki-Nya tiba - tiba menangis. Sang ibu mendekati anak gadisnya dan berkata, "Nak, mengapa engkau menangis? Bukankah Allah telah memberi rezeki yang berlimpah kepada kita?"
Sanggadis menjawab, "Makhluk saja merasa iba ketika melihat keadaan kita. Bagai mana dengan Allah yang selalu melihat kita? Dialah sesungguhnya melimpahkan rahmat dan karunia-Nya melalui gubernur dan para pengawalnya itu." []
Disadur dari 70 KISAH TELADAN : Berdasarkan Al-Quran dan Hadis-Hadis Pilihan
SUBHANALLAH..
BalasHapusbru jja SHALAT IED d Rangkas d Alun"a..
ngliat MASJID nhe bgtu megah...
jd kngen,pngen k'KAPUGERAN lg..